BRMP Sulteng Gelar Gerakan Panen untuk Dukung Swasembada Pangan Nasional
Sigi, 25 Oktober 2025 - Semangat mewujudkan kemandirian pangan nasional terus menggelora di Sulawesi Tengah. Melalui kegiatan Gerakan Panen Padi Varietas Inpago 13 Fortiz, Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Sulawesi Tengah memperkuat komitmennya dalam mendukung program Swasembada Pangan yang menjadi prioritas Kementerian Pertanian.
Bertempat di Instalasi Pengujian dan Penerapan Modernisasi Pertanian (IP2MP) Sidondo, kegiatan panen ini dihadiri oleh berbagai unsur strategis seperti Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu, Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Veteriner, serta UPT Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih TPH Provinsi Sulawesi Tengah. Momentum ini menjadi wujud nyata kolaborasi antar instansi dalam mendorong transformasi pertanian menuju arah yang lebih modern, efisien, dan berdaya saing tinggi.
Varietas Inpago 13 Fortiz yang menjadi bintang utama kegiatan ini merupakan hasil inovasi pemuliaan tanaman dari Kementerian Pertanian, dirancang dengan teknologi biofortifikasi — sebuah pendekatan ilmiah untuk memperkaya kandungan gizi pada komoditas pangan melalui proses pemuliaan. Berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 990/HK.540/C/11/2020, varietas ini memiliki kandungan zinc (Zn) sekitar 34 ppm dan protein sebesar 9,83%, menjadikannya padi fungsional yang tidak hanya menghasilkan beras berkualitas, tetapi juga berkontribusi pada penanggulangan stunting dan peningkatan ketahanan gizi masyarakat.
Selain unggul dari sisi nutrisi, Inpago 13 Fortiz juga memiliki potensi hasil mencapai 8,11 ton GKG/ha, dengan rata-rata hasil 6,53 ton GKG/ha. Varietas ini tahan hingga agak tahan terhadap delapan ras utama penyakit blas, agak tahan terhadap hama wereng cokelat, serta agak toleran terhadap keracunan aluminium dan kekeringan pada fase vegetatif. Dengan umur panen sekitar 114 hari setelah semai dan 136 butir gabah isi per malai, Inpago 13 Fortiz menjadi solusi bagi petani di lahan kering dataran rendah hingga 700 mdpl yang membutuhkan varietas tangguh namun produktif.
Kepala BRMP Sulawesi Tengah menjelaskan bahwa penggunaan varietas unggul seperti Inpago 13 Fortiz merupakan langkah konkret dalam modernisasi pertanian.
“Inovasi varietas ini tidak hanya soal peningkatan hasil, tetapi juga peningkatan kualitas hidup masyarakat. Kami ingin pertanian Sulawesi Tengah bergerak menuju arah yang lebih sehat dan berkelanjutan,” ujarnya.
Gerakan panen ini juga diharapkan menjadi model penerapan varietas unggul adaptif di wilayah kering serta inspirasi bagi daerah lain untuk terus berinovasi dalam mendukung kemandirian pangan nasional. Dengan langkah-langkah nyata seperti ini, cita-cita mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern bukan lagi sekadar slogan, tetapi kenyataan yang mulai tumbuh di lahan-lahan subur Nusantara.
Penulis : Mar'atus Sholihatul Amanah
Editor : Takdir